Rabu, 28 April 2010

Ini ceritaku, tapi apakah harus seperti ini hidupku?

Aku seorang gadis yang masih dikatakan seorang gadis kecil, hidupku penuh dengan kebahagiaan dan penderitaan. Jadi aku seorang gadis yang mempunyai seorang kakak dan seorang ibu, ayahku telah meninggal dua tahun yang lalu tepatnya di waktu aku masih disekolah dasar yaitu aku kelas 4 SD.

Aku seorang yang dekat dengan ayahku yang bisa dikatakan kita sudah seperti sahabat, ayahku meninggal karena kecelakaan atau bisa di katakan sakit karena kecelakaan. Yah mungkin karena aku salah satu yang dekat dengannya aku pun sangat sedih atas kehilangan sosok ayah dalam hidupku untuk selamanya. Karena aku dekat dengan ayahku sampai sekarang aku pun merasa kehilangannya, dahulu aku jauh dengan ibuku bahkan bisa dikatakan seperti musuh, kita jangan berbicara dan kalau berbicara itu pun yang penting dan kalau aku dekat dengan ibuku ya karena aku sedang ada masalah dengan ayahku atau aku di pukul dengannya dan aku mengadu pada ibu untuk membelaku.

Aku jauh sekali dengan kakakku, kita tak pernah akur sama seperti kucing dengan anjing dan sejak meninggalnya ayahku aku pun mencoba akur dengannya tetapi aku suka sakit hati dengan perkataannya yang menjengkelkan dan aku pun mencoba sabar dengannya itupun karena permintaan terakhir ayahku untuk selalu akur dengannya.

Aku seorang gadis berumur 10 tahun pun itu mencoba mengerti dengan permintaannya, yang sebenarnya aku pun tak mengerti. Dahulu aku hidup di manja dengan ayahku dan sekarang setelah dia tak ada aku pun di ajarkan seorang gadis yang mandiri dan tapi itu pun bertolak belakang denganku. Ajaran mamaku keras sehingga aku tak sanggup untuk mengerjakannya dan membuatnya marah dan itu pun aku sering kali membuatnya marah dan menurutku memang aku yang salah dan aku juga yang mendapatkan prilaku yang itu.

Aku mencoba membantunya dengan sekuat tenagaku tapi aku pun mempunyai terbatasan, aku adalah seorang gadis yang lemah aku pun tau tentang masalah ku yang satu itu dan aku pun mencoba menjadi gadis yang kuat demi ibuku. 11 tahun usia ku dan aku menjadi seorang anak yang dekat dengan ibu tetapi bukan anak yang manja seperti dahulu, aku seorang gadis yang masih dikatakan anak yang aneh atau freak dan aku pun tak tau mengapa aku begitu. Aku mencoba sabar dengan keterbatasan hidupku yang tidak seperti dahulu, yang dahulu aku manja dan sekarang aku menjadi anak yang lumayan mandiri setidaknya beda dengan dahulu.

Sekarang aku pun berumur 12 tahun dan sekarang aku kelas 7 (kelas 1 smp) dan mendapatkan kelas yaitu kelas 7.8. Pada awalnya aku di sekolah adalah anak yang biasa, karena aku tidak malu akan bergaul dengan siapapun aku pun mendapatkan teman walaupun setidaknya temanku itu dikit, dan aku akhirnya bergaul dari hidupku yang penduh pas-pasan (tidak mempunyai apa apa) dan akhirnya karena aku bergaul aku mempunyai banyak teman yang tak tau seberapa pedulinya iya kepadaku. Dia sangat baik dan sampai sampai aku pun bingung karena kebaikannya, tapi itu tidak berlangsung lama aku pun menjauh karena aku tidak suka dengan sifat mereka yang tidak memperboleh kan aku berteman dengan anak baru di sekolah. Ya mungkin nyolot (kata jaman anak sekarang) tapi ya mungkin dari penampilang nya tapi menurutku ia beda. Ia seperti casing handphone yang rusak tetapi tidak tahu apa isinya.

Dan sekarang aku ingin sekali berbagi ceritaku kepada semua orang tentang hidup ku tapi aku bingung bagai mana caranya supaya banyak yang tahu ceritaku ini

Kisahku dan keluargaku saat aku SD

Dahulu aku adalah anak yang manja dan sangat manja karena mempunyai hidup yang begitu bahagia, dan itu pun tak berlangsung lama. Di saat aku kelas 4 semeter dua bulan Februari tahun 2007 ayahku kecelakaan dan kami sekeluarga tau pas jam setengah 2 malam, ayahku pulang dengan motor yang rusak dan badan yang terluka, ayahku sempat pingsan saat kejadian itu karena di tabrak oleh mobil yang oleng. Uang ayahku hilang dan kami pun terkejut dengan keadaannya, “ma.. mama” panggil ayahku “papa kenapa?” Tanya mamaku karena melihat badan ayahku yang banyak luka, dan ayahku bilang “tadi papa di tabrak sama mobil, dan papa sempat pingsan dan uangku hilang ma” jawab ayahku, karena kami mendengar suara di ruang tamu aku dan kakakku akhirnya bangun. Aku dan kakakku terkejut dengan keadaan ayahku “papa, papa kenapa? Kok bisa kaya gini” Tanya ku “papa ketabrak mobil nak“ jawabnya, “kok bisa pa? kenapa bisa ketabrak” Tanya kakakku “jadi tadi ada orang yang mengendarai mobilnya dengan kencang dan tidak sengaja menabrak papa” jawab ayahku “tapi orang itu bertanggung jawab pa?” Tanya ibuku yang sedang mengobati luka ayahku “TIDAK!! Dia langsung pergi” jawabnya, “jahat sekali dia pa” jawab kakak ku yang kesal mendengar cerita ayahku. Dan setelah itu kami melihat motor ayah yang hancur/rusak parah karena di tabrak oleh mobil itu, dan kami tidak memikirkan uang yang hilang itu kami memikirkan ayah yang sudah selamat dari kecelakaan itu.

DUA BULAN PUN BERLALU…..

Ibu ku sering kali mengajak ayah untuk berobat dan periksa ke dokter untuk di ronsen tetapi ayahku selalu menyepelekan omongan ibuku. Iya bilang “tak apalah ma, hanya luka biasa” dan ibuku pun membiarkannya yang sampai akhirnya penyakit itu pun mulai keluar gejalannya, jadinya ayahku sakit demam dan itu pun minum obat warung pas sudah mendingan ia malah keluar dan bermain dengan temannya tampa memakai baju. Dan keesokan harinya iya pun kembali demam bahkan lebih parah.

3 hari kemudian……….

Ayahku mulai aneh, mungkin karena penyakit nya yang sangat panas itu. Dan akhirnya ia di bawa keumah sakit sesampai dirumah sakit aku pun terkejut mendengar kata ibuku yang mengatakan “papamu seperti anak kecil” dan aku pun menangis sambil membayangkannya, beberapa jam kemudian aku pun kerumah sakit bersama pakde ku dan aku sedih dengan keadaan ayahku yang sekarang. Ia berbeda dengan tadi yang di rumah dan lebih menyedihkan lagi ia hampir memakan tissue dan aku pun menangis dan berdoa “ada apa sesungguhnya dengan ayahku ini” aku menangis tak ada henti bahkan aku tak rela meninggalkan dia aku ingin selalu dengannya.

Dan sesampai aku dirumah aku selalu memikirkannya sehingga nilai ulanganku turun, beberapa bulan kemudian aku pun sakit DBD karena selalu ada di rumah sakit dan kondisi ku yang kurang sehat sehingga menyebabkan aku sakit, dan di situ bertambahlah penderitaan ibuku karena sebelumnya kakakku pernah jatuh karena hujan dan kepeleset yang menyebabkan kaki kakakku harus di jahit dan lengkap lah penderitaan ibuku. Ibuku menangis dan berdoa agar penderitaan ini cepat berlalu dan aku pun merasakan yang sama dengan ibuku.

Dan di saat ayahku sakit aku pun mulai akrab dengan ibuku walaupun serin cekcok mulut dengannya, ibuku bilang “ini semua demi papamu” dan aku pun berfikir untuk membantunya walaupun apa yang ku kerjakan tidak aku sukai. Aku melalukannya hanya untuk ayahku dan memang untuknya, aku pun naik kelas menjadi kelas 5 sd dan aku pun menjadi sedih “coba saja papa tau sekarang aku kelas lima” kataku, dan ibuku bilang kita selalu berdoa agar ia cepat sembuh dan seperti dulu lagi bersama kita, 5 bulan pun ayahku dalam keadaan sakit dan disitu adalah bulan ramadhan pas aku lagi pergi untuk solat aku pun merasakan ketakutan “ada apa dengan perasaanku ya?” bilangku kepada teman. Dan karena aku merasakan perasaan yang benar benar tidak enak aku pun memutuskan untuk pulang, dan sesampai di rumah aku terkejut rumahku banyak orang dan ada seorang anak kecil yang teriak kepadaku “papamu meninggal” aku pun terkejut, dan lari menuju rumah. Aku teriak “papa bangun papa” dan salah satu orang di rumahku bilang “jangan kaya gini, kasian papamu nak” dan aku pun bilang “ papa kenapa? Dan ada apa dengan orang di rumah ini?” dan sebelum aku mendengar katanya aku pun lari menuju kamar kakakku dan menutup pintu.

Tetapi aku terkejut seperti ayaku bilang “aku telah pergi untuk selama lamanya, jangan kau tangisin ini karena membuatku sedih, jagalah ibumu dan kakakmu dengan baik, tetaplah tersenyum walaupun itu menyakitkan atau membuatmu sedih” aku pun nangis dengan kencang tak memperdulikan orang diluar hinga sampainya ada yang teriak dari luar “buka pintunya, jangan kau buat ayahmu sedih. Iya telah tenang di sana, jangan membuatnya kecewa padamu” dan aku menjawab “ disini tak ada yang sayang pada ku, yang sayang padaku hanya papa” dan dari luar pun menjawab “kami semua sayang sama kamu ayolah jangan begini caranya, kasian ayahmu” dan akhirnya aku pun buka puntu dan memeluk ibuku yang sangat sedih “mama apakah papa udah meninggal?” tanyaku “iya sayang, relain ya buat dia senang di sana jangan kau menangis karena membuatnya sedih” jawab ibuku, dan tangisanku tambah kencang sekaran apa artinya hidup ini tampa ayahku, yang dahulu aku bercanda tertawa bersamanya dan sekarang ia pun harus pergi selama lamanya dan meninggalkan kita semua.

Aku sadar dengan kenyataan ini tapi apaboleh buat semuanya sudah terlambat dan aku belum mengucapkan kata “maaf”untuknya, aku merasa dosa aku merasa menyesal dan sampai sekarang aku bingung dengan kenyataan ini, sekarang yang biasa aku lakukan menyesal dan menyesal. Dan sampai akhirnya aku bermimpi ketemu ayahku itu dan mimpi itu ayahku menjelaskan tentangnya aku sedih aku teringat mimpi itu yang sampai akhirnya menyebabkan aku melamun, aku cerita pada ibuku dan dia pun menjawab “sabar, doakan saja papamu mudah mudahan saja dia di sana sudah bahagia. Jangan tangisi penyesalanmu berdoalah saja ya” aku pun menjawab “iya ma” dan aku pun selalu berdoa untuknya. Dan aku selalu berdoa sambil membayangkan dahulu aku bersamanya, dan itu sangat sedih aku menangis dan aku tak kuat sampai sampai aku berfikir “ ada apa dengan ku? Mengapa aku begini?” itu yang selalu ku tanyakan kalau setiap saat aku menangis.


ini cerita pertama gue dan belum selesai minta pendapatnya ya c:

Tidak ada komentar: